<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d4909163925600774906\x26blogName\x3d::+ada+Ri@Ni+::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://adariani.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3dnl_NL\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://adariani.blogspot.com/\x26vt\x3d-5029570160817150727', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 | 
hits |  online
cerita | opini | blog
:: sekelumit catatan

Same Old Brand New Blog of Mine

Yup, blog baru tapi lama. Jujur, nggak ngerti kenapa, saya kadang-kadang sulit untuk bisa menetap di satu provider blog. Dulu pernah di sini, bosen. Terus pindah ke sini, males. Pindah lagi ke sana, aduh... kok ribet ya; saya nggak ngerti. Pernah juga di provider yang bisa gambar ataupun tulisan seperti di sini, tapi saya nggak pernah men-scan gambar-gambar saya. Alhasil, satu bulan lewat, hanya ada tulisan di jurnal dalam bahasa Indonesia, saya dihujat oleh user lain yang bilang dalam bahasa Inggris: "mana gambarnya??" :P

Mungkin saya terlalu idealis dalam banyak hal, termasuk memilih blog. Saya ingin blog yang mana saya bisa bikin kategori sendiri, bisa saya modifikasi template-nya sendiri, dan tanpa adv. banner. Yang terakhir ini memang kontroversial. Di pihak provider, banner ini harus dipasang sebagai bentuk penghargaan user, tapi di pihak user, banner kadang-kadang mengganggu 'keindahan' dari blog yang mereka buat: suatu dilema. Saya memang lebih menyukai provider yang mengklaim 'no-banner added', karena toh dengan subdomain yang dipakai user (dan kadang malah dibanggakan), soal penghargaan itu bagi saya lebih dari cukup.

Tapi tentu saja, hidup-matinya blog tergantung dari blogger itu sendiri, terutama mood-nya. Saya akui, saya juga termasuk angin-anginan dalam menulis blog; moody abis lah! Kadang sulit bagi saya menentukan apa yang ingin saya tulis dalam blog, karena saya menganggap blog tidak sama dengan diary konvensional. Saya salut dengan keberanian beberapa orang yang sanggup malu dengan menuliskan pengalaman pribadinya di blog dan dibaca seluruh dunia, bahkan dimuat dalam buku. Di sini saya sadar: blog bisa jadi alat promosi diri paling ampuh di zaman internet.

Motivasi tiap orang membuat blog memang beda-beda. Ada yang karena senang menulis, senang bercerita tentang kehidupannya, ingin beropini, ingin bertukar informasi, senang membuat template, ingin punya website sendiri, bahkan hanya sekedar iseng. Di atas semua itu, pada intinya mereka ingin mengatakan: "Inilah saya! Saya punya pemikiran untuk dikatakan, saya punya pengalaman untuk dibagi, saya punya informasi untuk disimak, saya punya cerita untuk didengarkan; maka tolong bacalah blog saya!"

Bahkan di dunia internet, manusia butuh 'pengakuan' akan 'eksistensi diri'-nya.

Anyway, feeling (buat saya) tetap memegang peranan dalam memilih blog. Mudah-mudahan blog ini menjadi blog terakhir saya setelah sekian lama 'mengembara'.

Labels:

~ 08 december 2006 | 13:26 ~
:: jalan pintas